Langsung ke konten utama

Harga Emas Turun Meski Dolar AS Melemah di Tengah Kegelisahan Seputar Inflasi

 PT Rifan Financindo || Harga emas turun pada Jumat (21/05) pagi di Asia seiring membaiknya prospek ekonomi memperluas minat risiko investor. Namun, dolar yang bergerak melemah dan tekanan peningkatan inflasi membatasi kerugian.Harga emas berjangka turun 0,27% ke $1.876,85 per troy ons pukul 11.39 WIB menurut data Investing.com. Indeks dolar AS, yang biasanya bergerak terbalik dengan emas, turun tipis 0,06% di 89,745.

Tolok ukur imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga turun 0,24% di 1,630 pukul 11.33 WIB karena permintaan yang mengecewakan untuk lelang hari Kamis dari 10-year Treasury Inflation-Protected Securities.Harapan dari pemulihan ekonomi yang cepat diperkuat lebih lanjut oleh data pekerjaan penting dari AS pada hari Kamis. Klaim pengangguran awal AS diajukan sebanyak 444.000 pada minggu terakhir, jumlah terendah sejak Maret 2020.

Di Asia-Pasifik, harga konsumen inti Jepang turun selama sembilan bulan berturut-turut di bulan April, dan tercatat rekor penurunan biaya telepon seluler diimbangi dengan kenaikan harga energi. National Core Consumer Price Index (CPI) mengalami kontraksi sebesar 0,1% tahun ke tahun sementara CPI Nasional turun 0,4% bulan ke bulan.Australia juga merilis data penjualan ritel untuk April sebelumnya.

Investor juga menunggu banyak data ekonomi Inggris yang akan dirilis hari ini. Ini termasuk penjualan ritel April serta indeks manajer pembelian composite, manufaktur dan jasa untuk bulan Mei.SPDR Gold Trust, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas terbesar global, mengatakan kepemilikannya naik sebesar 0,6% menjadi 1.037,09 ton pada Kamis dari 1.031,27 ton sehari sebelumnya.Untuk logam mulia lainnya, palladium turun 0,45% di 2.838,75 dan platinum naik 0,40% ke 1.204,05, sementara perak turun 0,81% ke 27,840 pukul 11.47 WIB.

 Harga emas berjangka menguat lagi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari keenam berturut-turut, didorong oleh penurunan dolar dan imbal hasil (yield) obligasi AS saat investor mengabaikan petunjuk Federal Reserve tentang kemungkinan tapering langkah-langkah dukungan ekonomi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, terkerek USD0,4 atau 0,02% menjadi ditutup pada USD1.881,90 per ounce, dilansir dari Antara, Jumat (21/5/2021). Risalah pertemuan Fed menunjukkan "sejumlah" pejabat berpikir bahwa jika pemulihan bertahan, mungkin tepat untuk "mulai membahas rencana untuk menyesuaikan laju pembelian aset."

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun yang dijadikan acuan melemah, sementara indeks dolar turun, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Emas juga menemukan dukungan tambahan ketika indeks aktivitas bisnis Federal Reserve Philadelphia turun menjadi 31,5 pada Mei dari level tertinggi hampir 50 tahun di 50,2 pada April, lebih buruk dari yang diharapkan.

Jika pengetatan moneter akhirnya dilakukan oleh Fed akan menghilangkan daya tarik emas karena itu diterjemahkan ke dalam peluang kerugian yang lebih tinggi untuk memegang aset-aset non-imbal hasil. Kenaikan emas terjadi meskipun jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran menurun.

PT Rifan Financindo || Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (20/5) bahwa 444.000 orang mengajukan klaim pengangguran awal dalam pekan yang berakhir 15 Mei, lebih baik dari yang diperkirakan dan peningkatan dari 478.000 klaim pada minggu sebelumnya.Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli naik 4,2 sen atau 0,15% menjadi ditutup pada USD28,067 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli naik USD3,4 atau 0,28% menjadi ditutup pada USD1.205 per ounce.


 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harga Emas Turun Tipis, Fed Indikasi Pengurangan Aset Bisa Lebih Cepat

  Rifanfinancindo || Harga emas turun pada Kamis petang. Investor mencerna pernyataan dari Federal Reserve AS yang mengindikasikan bank sentral dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan.Harga emas berjangka turun tipis 0,09% di $1.812,80 per troy ons pukul 14.26 WIB menurut data Investing.com. Amerika Serikat merilis beberapa data ekonomi yang menunjukkan perubahan ketenagakerjaan nonpertanian ADP sebesar 330.000 pada bulan Juli, angka ini lebih rendah dari estimasi. Data juga mengatakan indeks manajer pembelian jasa (PMI) mencapai 59,9, sedangkan pekerjaan nonmanufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) berada di 53,8 dan PMI non-manufaktur ISM berada di 64,1. Investor sekarang akan memantau laporan pekerjaan AS hari Jumat, termasuk gaji nonpertanian, untuk mengukur langkah Fed selanjutnya.Di Asia Pasifik, data perdagangan Australia bulan Juni, yang dirilis sebelumnya, mengatakan ekspor naik 4% bulan ke bulan, impor tumbuh 1% bulan ke bulan dan nerac...

Pasar Saham Berjangka Eropa Melemah

Rifan Financindo ||   Pasar saham berjangka Eropa melemah pada Rabu (19/05) petang pasca terjadinya aksi jual di Wall Street akibat ketidakpastian seputar kondisi inflasi dan kebijakan Federal Reserve di masa depan.Pada pukul 13.40 WIB, DAX futures Jerman turun 0,26% ke 15.252,5, CAC 40 futures Prancis turun 1,28% di 6.271,5 dan FTSE 100 futures di Inggris jatuh 0,94% ke 6.960,5 menurut data Investing.com. Dari Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah dan turun 1,16% ke 5.766,74 hingga pukul 13.58 WIB. Indeks utama di Wall Street gagal mempertahankan kenaikannya setelah rilis pendapatan ritel yang kuat pada Selasa, hingga akhirnya menderita aksi jual tajam hingga penutupan perdagangan. Semua saham teknologi utama berakhir di zona merah karena investor tampaknya tidak ingin menahan perusahaan-perusahaan dengan orientasi pertumbuhan ini hingga rilis risalah pertemuan Federal Reserve terakhir. Saham-saham akhir-akhir ini mengalami tekanan akibat kekhawa...

Inflasi IHK November 2021 Tetap Rendah

Rifanfinancindo || Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi 0,37% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,12% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi di semua kelompok yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat 1,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66% (yoy). Inflasi diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022. Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya. Inflasi inti pada November 2021 tercatat 0,17% (mtm), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 0,07% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi...