Langsung ke konten utama

IMF Ingatkan Dunia soal Risiko Mata Uang Digital

 PT Rifan Financindo || Dana Moneter Internasional (IMF) mengakui penggunaan mata uang digital di era masa kini banyak menawarkan keuntungan. Penggunaan mata uang itu memberi potensi untuk membuat layanan keuangan jauh lebih inklusif.

"Kami telah melihat beberapa keuntungan mata uang digital selama resesi tahun lalu terutama ketika otoritas fiskal di China menggunakan sarana elektronik untuk menargetkan dukungan fiskal kepada konsumen tertentu dengan cara yang membantu. Mereka (uang digital) menurunkan biaya transaksi dalam memegang uang tunai dan memindahkan uang tunai. Mereka bisa membuatnya lebih aman, " kata Kepala Misi dan Asisten Direktur IMF di China di Departemen Asia dan Pasifik Helge Berger seperti dikutip dari Xinhua, Kamis (22/4).

Meski demikian, ia memperingatkan ada risiko yang harus diwaspadai dan diperhatikan dalam penggunaan uang tersebut. Salah satunya, risiko keamanan."Ketika Anda beralih dari mata uang cetak ke mata uang elektronik, Anda harus memiliki kerangka kerja operasional di sekitarnya yang melibatkan jaringan dan komputer serta protokol keamanan. Kita harus belajar bagaimana melakukan ini dengan aman," katanya.Selain masalah keamanan, ada juga risiko internasional yang perlu diingat.

"Jika mata uang elektronik memudahkan penggunaan mata uang suatu negara di negara lain, maka terdapat komplikasi yang berkaitan dengan substitusi mata uang, yang dapat berdampak pada kemampuan bank sentral nasional untuk mengontrol suplai uang domestik, kredit domestik dan inflasi," ujarnya.

 PT Rifan Financindo || 
Berger mengatakan sejumlah bank sentral kini sedang bereksperimen atau berpikir untuk meluncurkan versi digital mata uang mereka. Salah satunya, China."Ini area yang mengasyikkan. Kami terus mengawasinya dan bersama dengan otoritas China, kami belajar dari pengalaman China." katanya.


 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harga Emas Turun Tipis, Fed Indikasi Pengurangan Aset Bisa Lebih Cepat

  Rifanfinancindo || Harga emas turun pada Kamis petang. Investor mencerna pernyataan dari Federal Reserve AS yang mengindikasikan bank sentral dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan.Harga emas berjangka turun tipis 0,09% di $1.812,80 per troy ons pukul 14.26 WIB menurut data Investing.com. Amerika Serikat merilis beberapa data ekonomi yang menunjukkan perubahan ketenagakerjaan nonpertanian ADP sebesar 330.000 pada bulan Juli, angka ini lebih rendah dari estimasi. Data juga mengatakan indeks manajer pembelian jasa (PMI) mencapai 59,9, sedangkan pekerjaan nonmanufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) berada di 53,8 dan PMI non-manufaktur ISM berada di 64,1. Investor sekarang akan memantau laporan pekerjaan AS hari Jumat, termasuk gaji nonpertanian, untuk mengukur langkah Fed selanjutnya.Di Asia Pasifik, data perdagangan Australia bulan Juni, yang dirilis sebelumnya, mengatakan ekspor naik 4% bulan ke bulan, impor tumbuh 1% bulan ke bulan dan nerac...

Pasar Saham Berjangka Eropa Melemah

Rifan Financindo ||   Pasar saham berjangka Eropa melemah pada Rabu (19/05) petang pasca terjadinya aksi jual di Wall Street akibat ketidakpastian seputar kondisi inflasi dan kebijakan Federal Reserve di masa depan.Pada pukul 13.40 WIB, DAX futures Jerman turun 0,26% ke 15.252,5, CAC 40 futures Prancis turun 1,28% di 6.271,5 dan FTSE 100 futures di Inggris jatuh 0,94% ke 6.960,5 menurut data Investing.com. Dari Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah dan turun 1,16% ke 5.766,74 hingga pukul 13.58 WIB. Indeks utama di Wall Street gagal mempertahankan kenaikannya setelah rilis pendapatan ritel yang kuat pada Selasa, hingga akhirnya menderita aksi jual tajam hingga penutupan perdagangan. Semua saham teknologi utama berakhir di zona merah karena investor tampaknya tidak ingin menahan perusahaan-perusahaan dengan orientasi pertumbuhan ini hingga rilis risalah pertemuan Federal Reserve terakhir. Saham-saham akhir-akhir ini mengalami tekanan akibat kekhawa...

Inflasi IHK November 2021 Tetap Rendah

Rifanfinancindo || Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi 0,37% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,12% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi di semua kelompok yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat 1,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66% (yoy). Inflasi diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022. Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya. Inflasi inti pada November 2021 tercatat 0,17% (mtm), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 0,07% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi...