Langsung ke konten utama

Harga emas naik 3,18% dalam empat hari, penguatan sudah terbatas

 JAKARTA. Rifan Financindo ||  Harga emas cenderung menguat dalam empat hari terakhir. Pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan optimisme stimulus AS jadi pendorong harga emas. Mengutip Bloomberg, Rabu (10/2) sore, harga emas untuk pengiriman April 2021 di Commodity Exchange naik 0,48% ke US$ 1.846 per ons troi. Harga tersebut melanjutkan penguatan yang terjadi sejak empat hari lalu dengan tumbuh 3,18%.

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, harga emas naik karena nilai tukardolar AS terus bergerak melemah. Pelemahan dolar AS terjadi karena harapan pelaku pasar pada paket stimulus yang besar di AS. Namun, Faisyal memproyeksikan penguatan harga emas saat ini cenderung terbatas. "Sementara ini, pergerakan harga emas hanya digerakkan oleh rumor," kata Faisyal, Rabu (10/2). Begitu stimulus AS nanti disahkan, pelaku pasar berpotensi lakukan aksi ambil untung (profit taking).

Kenaikan harga emas cenderung terbatas juga karena aset berisiko saat ini menguat kembali akibat sentimen vaksin. Malam ini, pelaku pasar akan mencari katalis penggerak harga emas dari rilis data CPI secara bulanan dan Core CPI secara bulanan AS. Selain itu, sentimen yang mempengaruhi pergerakan harga emas selanjutnya adalah pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell yang dijadwalkan pukul 02.00 di Kamis (11/2).

Rifan Financindo || Dalam jangka panjang, Faisyal mengatakan pelaku pasar perlu mencermati arah kebijakan The Fed. Bila pertumbuhan ekonomi AS berlangsung cepat ditambah ada penggelontoran stimulus serta vaksin yang efektif maka dolar AS bisa kembali menguat. Dampaknya, harga emas bisa terkoreksi kembali. Dalam sepekan ini Faisyal memproyeksikan rentang harga emas di US$ 1.800 per ons troi hingga US$ 1.870 per ons troi. Faisyal masih merekomendasikan beli untuk emas. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harga Emas Turun Tipis, Fed Indikasi Pengurangan Aset Bisa Lebih Cepat

  Rifanfinancindo || Harga emas turun pada Kamis petang. Investor mencerna pernyataan dari Federal Reserve AS yang mengindikasikan bank sentral dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan.Harga emas berjangka turun tipis 0,09% di $1.812,80 per troy ons pukul 14.26 WIB menurut data Investing.com. Amerika Serikat merilis beberapa data ekonomi yang menunjukkan perubahan ketenagakerjaan nonpertanian ADP sebesar 330.000 pada bulan Juli, angka ini lebih rendah dari estimasi. Data juga mengatakan indeks manajer pembelian jasa (PMI) mencapai 59,9, sedangkan pekerjaan nonmanufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) berada di 53,8 dan PMI non-manufaktur ISM berada di 64,1. Investor sekarang akan memantau laporan pekerjaan AS hari Jumat, termasuk gaji nonpertanian, untuk mengukur langkah Fed selanjutnya.Di Asia Pasifik, data perdagangan Australia bulan Juni, yang dirilis sebelumnya, mengatakan ekspor naik 4% bulan ke bulan, impor tumbuh 1% bulan ke bulan dan nerac...

Pasar Saham Berjangka Eropa Melemah

Rifan Financindo ||   Pasar saham berjangka Eropa melemah pada Rabu (19/05) petang pasca terjadinya aksi jual di Wall Street akibat ketidakpastian seputar kondisi inflasi dan kebijakan Federal Reserve di masa depan.Pada pukul 13.40 WIB, DAX futures Jerman turun 0,26% ke 15.252,5, CAC 40 futures Prancis turun 1,28% di 6.271,5 dan FTSE 100 futures di Inggris jatuh 0,94% ke 6.960,5 menurut data Investing.com. Dari Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah dan turun 1,16% ke 5.766,74 hingga pukul 13.58 WIB. Indeks utama di Wall Street gagal mempertahankan kenaikannya setelah rilis pendapatan ritel yang kuat pada Selasa, hingga akhirnya menderita aksi jual tajam hingga penutupan perdagangan. Semua saham teknologi utama berakhir di zona merah karena investor tampaknya tidak ingin menahan perusahaan-perusahaan dengan orientasi pertumbuhan ini hingga rilis risalah pertemuan Federal Reserve terakhir. Saham-saham akhir-akhir ini mengalami tekanan akibat kekhawa...

Inflasi IHK November 2021 Tetap Rendah

Rifanfinancindo || Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi 0,37% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,12% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi di semua kelompok yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat 1,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66% (yoy). Inflasi diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022. Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya. Inflasi inti pada November 2021 tercatat 0,17% (mtm), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 0,07% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi...