Langsung ke konten utama

Harga emas terus menanjak pasca kemenangan Biden, kapan saat yang tepat untuk beli?

 JAKARTA ||  PT Rifan Financindo ||  Terpilihnya Joe Biden sebagai presiden AS yang baru membuat optimisme pasar meningkat dan mengerek berbagai harga komoditas, termasuk emas.Merujuk Bloomberg, emas spot pada Senin (9/11), tercatat berada di level US$ 1.953,65 per ons troi. Jika dihitung sejak awal bulan ini, harga tercatat menguat 3,98%. Pergerakan serupa juga terjadi pada harga emas di Commodity Exchange untuk kontrak pengiriman Desember berada di level US$ 1.954.50 per ons troi atau menguat 3,96% sejak awal bulan.

Direktur PT Solid Gold Berjangka Dikki Soetopo menerangkan sentimen pasar emas dunia membaik seiring kemenangan Biden. Hal tersebut tercermin dari Indeks Dollar AS (DXY) yang kembali melanjutkan reli pelemahan. Pada akhirnya, sektor investasi saham dan emas pun melanjutkan penguatan.“Drama pemilu belum usai setelah Trump memutuskan untuk mengambil proses legal mengenai hasil pemungutan suara. Kondisi ini sedikit memicu kecemasan para investor terhadap masa pelantikan Joe Biden nantinya,” kata Dikki, Senin (9/11).

Dikki mengungkapkan, dengan kondisi yang mulai memanas di Amerika Serikat (AS), ia menilai saat ini merupakan momentum yang tepat untuk masuk ke instrumen perdagangan emas. Apalagi nantinya Biden akan akan meloloskan stimulus jumbo yang pernah direncanakan senilai US$ 2,2 triliun. Stimulus tersebut pada akhirnya akan memicu naiknya inflasi di negeri paman sam.

Tak hanya ancaman inflasi, Dikki melihat emas ke depan berpotensi semakin berkilau. Tingkat suku bunga riil AS yang masih rendah, yakni masih berada di level 0% - 0,25% turut mendorong harga emas. Belum lagi momen festival Diwali dan momen perayaan imlek yang sudah di depan mata. Kedua perayaan tersebut akan meningkatkan volume permintaan pasar terhadap emas di bursa.

 ||  PT Rifan Financindo || “Menurut data historikal, di momen jelang perayaan Diwali, secara year on year, harga emas rata-rata mencetak kenaikan hingga 1,57% atau di kisaran 40 poin ke atas. Oleh karena itu, sekarang jadi momen yang paling tepat untuk masuk ke emas,” tandas Dikki.Dikki memperkirakan emas pada akhir tahun akan menembus di level US$ 2.000 per ons troi. Sementara pada kuartal I-2021, berpotensi menguat hingga ke level US$ 2.180 - US$ 2.200 per ons troi.  



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harga Emas Turun Tipis, Fed Indikasi Pengurangan Aset Bisa Lebih Cepat

  Rifanfinancindo || Harga emas turun pada Kamis petang. Investor mencerna pernyataan dari Federal Reserve AS yang mengindikasikan bank sentral dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan.Harga emas berjangka turun tipis 0,09% di $1.812,80 per troy ons pukul 14.26 WIB menurut data Investing.com. Amerika Serikat merilis beberapa data ekonomi yang menunjukkan perubahan ketenagakerjaan nonpertanian ADP sebesar 330.000 pada bulan Juli, angka ini lebih rendah dari estimasi. Data juga mengatakan indeks manajer pembelian jasa (PMI) mencapai 59,9, sedangkan pekerjaan nonmanufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) berada di 53,8 dan PMI non-manufaktur ISM berada di 64,1. Investor sekarang akan memantau laporan pekerjaan AS hari Jumat, termasuk gaji nonpertanian, untuk mengukur langkah Fed selanjutnya.Di Asia Pasifik, data perdagangan Australia bulan Juni, yang dirilis sebelumnya, mengatakan ekspor naik 4% bulan ke bulan, impor tumbuh 1% bulan ke bulan dan nerac...

Pasar Saham Berjangka Eropa Melemah

Rifan Financindo ||   Pasar saham berjangka Eropa melemah pada Rabu (19/05) petang pasca terjadinya aksi jual di Wall Street akibat ketidakpastian seputar kondisi inflasi dan kebijakan Federal Reserve di masa depan.Pada pukul 13.40 WIB, DAX futures Jerman turun 0,26% ke 15.252,5, CAC 40 futures Prancis turun 1,28% di 6.271,5 dan FTSE 100 futures di Inggris jatuh 0,94% ke 6.960,5 menurut data Investing.com. Dari Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah dan turun 1,16% ke 5.766,74 hingga pukul 13.58 WIB. Indeks utama di Wall Street gagal mempertahankan kenaikannya setelah rilis pendapatan ritel yang kuat pada Selasa, hingga akhirnya menderita aksi jual tajam hingga penutupan perdagangan. Semua saham teknologi utama berakhir di zona merah karena investor tampaknya tidak ingin menahan perusahaan-perusahaan dengan orientasi pertumbuhan ini hingga rilis risalah pertemuan Federal Reserve terakhir. Saham-saham akhir-akhir ini mengalami tekanan akibat kekhawa...

Inflasi IHK November 2021 Tetap Rendah

Rifanfinancindo || Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi 0,37% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,12% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi di semua kelompok yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat 1,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66% (yoy). Inflasi diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022. Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya. Inflasi inti pada November 2021 tercatat 0,17% (mtm), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 0,07% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi...