PT Rifan Financindo || Harga emas naik tipis pada Kamis (01/10) pagi ditopang pelemahan dolar Amerika Serikat serta sentimen positif kemajuan paket bantuan virus pasca rilis data gaji pekerja swasta di AS.Harga emas naik tipis 0,08% di $1.896,95 per ons pukul 10.28 WIB menurut data Investing.com dan XAU/USD naik 0,30% ke $1.891,59. Sedangkan indeks dolar AS melemah 0,19% di 93,748.
Dilansir dari Reuters Kamis (01/10), Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pada Rabu mengatakan perundingannya soal RUU dana anggaran stimulus dengan Ketua DPR AS Nancy Pelosi membuat kemajuan. DPR AS juga menunda melakukan voting atas usulan paket dana stimulus senilai $2,2 triliun yang diajukan Partai Demokrat AS agar bisa memberikan lebih banyak waktu bagi anggota internal partai untuk membahas hal ini.
Data terbaru dari Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP AS menunjukkan perusahaan swasta AS meningkatkan jumlah perekrutan tenaga kerja pada bulan September.Sementara itu data lain menunjukkan produk domestik bruto AS jatuh 31,4% secara tahunan di kuartal dua, penurunan paling tajam sejak pemerintah mulai mencatat data ini sejak tahun 1947.
PT Rifan Financindo || Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde pun menetapkan kerangka pada Rabu perubahan strategi yang bisa menyelaraskan kebijakan ECB dengan Federal Reserve AS. Ini kemungkinan termasuk komitmen untuk membiarkan tingkat inflasi melampaui batas atas setelah terus rendah selama ini.Dari tanah air, harga emas Antam (JK:ANTM) turun Rp3.000 dari Rp1.016.000 pada Rabu menjadi Rp1.013.000 pagi ini menurut laman Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia pukul 08.04 WIB.
Jakarta, PT Rifan Financindo || - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan keras ke dunia soal penyebaran varian corona B.1.617 yang kini disebut varian Delta.Dalam laporan terbarunya, WHO menyebut varian yang masuk ke dalam 'variant of concern' ini sudah menyebar luas bahkan hingga ke 80 negara dan terus bermutasi. Variant of concern mengindikasikan bahwa varian ini harus menjadi perhatian karena mengancam kesehatan global, dengan penyebaran cepat dan meningkatkan keterisian rumah sakit.Pemimpin Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerhove mengatakan penelitian terbaru menunjukkan bahwa varian ini lebih menular dibanding yang lain dan dapat menimbulkan gejala lebih parah. Bahkan ada mutasi baru, Delta Plus. "Ada mutasi tambahan yang telah diidentifikasi... Di beberapa varian delta kami telah melihat satu mutasi lebih sedikit atau satu penghapusan alih-alih tambahan, jadi kami melihat semuanya," jelasnya ditulis CNBC Internasional, Kamis (17/6/2021). Vari
Komentar
Posting Komentar