JAKARTA Rifanfinancindo || Harga emas melejit jelang akhir pekan ini. Lonjakan harga logam mulia pada perdagangan terakhir pekan ini menyebabkan emas berpeluang naik dalam dua pekan berturut-turut.Jumat (9/10) pukul 22.00 WIB, harga emas spot berada di US$ 1.927,11 per ons troi. Harga emas ini melesat 1,76% dari harga penutupan kemarin pada US$ 1.893,82 per ons troi.
Dalam sepekan, harga emas menguat 1,43%. Kenaikan harga emas ini terutama dipicu oleh pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Rencana stimulus fiskal AS mendorong investor untuk mencari lindung nilai terhadap potensi inflasi."Tampaknya banyak optimisme yang muncul di tengah stimulus dan ini menjadi penopang emas," kata Eli Tesfaye, senior market strategist RJO Futures kepada Reuters.
Penurunan kurs dolar lebih dalam akan makin mengangkat harga emas. Tesfaye mengatakan bahwa harga emas bisa menyentuh level tertinggi yang terjadi pada Agustus lalu.Setelah pembicaraan yang mandek dengan Demokrat mengenai paket stimulus pada Selasa pekan ini, Presiden AS Donald Trump menyerukan stimulus yang lebih rendah dari usulan. Dia mengatakan, stimulus ini termasuk bailout bagi industri maskapai.
Rifanfinancindo || Sebagai tambahan, jarak kemenangan calon presiden Joe Biden dalam polling yang makin besar turut mengangkat prospek stimulus lebih lanjut. Alhasil, harga emas makin bersinar."Kedua pemerintahan calon presiden ini kemungkinan akan mendorong kesepakatan fiskal besar dalam waktu dekat untuk melonggarkan tekanan tingkat bunga riil dan mengangkat harga emas," ungkap analis TD Securities dalam catatan.
Jakarta, PT Rifan Financindo || - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringatan keras ke dunia soal penyebaran varian corona B.1.617 yang kini disebut varian Delta.Dalam laporan terbarunya, WHO menyebut varian yang masuk ke dalam 'variant of concern' ini sudah menyebar luas bahkan hingga ke 80 negara dan terus bermutasi. Variant of concern mengindikasikan bahwa varian ini harus menjadi perhatian karena mengancam kesehatan global, dengan penyebaran cepat dan meningkatkan keterisian rumah sakit.Pemimpin Teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerhove mengatakan penelitian terbaru menunjukkan bahwa varian ini lebih menular dibanding yang lain dan dapat menimbulkan gejala lebih parah. Bahkan ada mutasi baru, Delta Plus. "Ada mutasi tambahan yang telah diidentifikasi... Di beberapa varian delta kami telah melihat satu mutasi lebih sedikit atau satu penghapusan alih-alih tambahan, jadi kami melihat semuanya," jelasnya ditulis CNBC Internasional, Kamis (17/6/2021). Vari
Komentar
Posting Komentar