Langsung ke konten utama

Emas naik lagi dipicu lonjakan infeksi COVID-19 dan harapan stimulus


Rifan Financindo || Emas mendapatkan popularitas secara eksponensial sekarang - Harga emas menguat lagi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi), melanjutkan kenaikannya akhir pekan lalu, karena lonjakan infeksi COVID-19 dan harapan untuk langkah-langkah peningkatan stimulus mendukung permintaan terhadap aset-aset
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, naik 7,4 dolar AS atau 0,41 persen, menjadi ditutup pada 1.817,40 dolar AS per ounce. Emas berjangka juga naik 9,7 dolar AS, atau 0,54 persen, menjadi 1.810 dolar AS per ounce pada Jumat (17/7/2020).


Emas berjangka juga meningkat 0,50 persen untuk minggu lalu, dan naik untuk minggu keenam berturut-turut.

"Emas mendapatkan popularitas secara eksponensial sekarang, hanya karena semua aspek inflasi: kurva imbal hasil, pencetakan uang, kekhawatiran tentang ekonomi dan COVID," kata Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors.

"Ketika Anda melihat sesuatu (terjadi) di pasar, Anda ingin membeli ketika turun. ... Anda memiliki banyak orang yang menargetkan level 1.825 dolar AS ; jika menembus di atasnya, itu bisa naik lebih tinggi."

Emas diperdagangkan di bawah puncak sepanjang masa 1.920,30 dolar AS per ounce pada September 2011, dengan harga terutama didorong oleh gelombang langkah-langkah stimulus moneter untuk melindungi dampak pandemi.

Tanda-tanda bahwa negara-negara Uni Eropa bersedia untuk berkompromi dengan rencana stimulus virus corona 1,8 triliun euro (dua triliun dolar AS), juga akan mempertahankan emas tetap didukung dengan baik.

Ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat dan China juga mendukung emas. Penurunan indeks dolar AS yang mengukur <em>greenback </em>terhadap enam mata uang utama lainnya, memberikan dukungan tambahan untuk emas.

Kasus-kasus virus corona, yang telah menginfeksi lebih dari 14 juta orang di seluruh dunia, terus melambung di Amerika Serikat, dengan para ahli di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS memperingatkan bahwa kasus dan kematian dapat meningkat pada musim gugur dan musim dingin ini.

Rifan Financindo  || Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 42,8 sen atau 2,17 persen, menjadi ditutup pada 20,192 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 8,3 dolar AS atau 0,98 persen, menjadi menetap pada 857,9 dolar AS per ounce.



      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Harga Emas Turun Tipis, Fed Indikasi Pengurangan Aset Bisa Lebih Cepat

  Rifanfinancindo || Harga emas turun pada Kamis petang. Investor mencerna pernyataan dari Federal Reserve AS yang mengindikasikan bank sentral dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan.Harga emas berjangka turun tipis 0,09% di $1.812,80 per troy ons pukul 14.26 WIB menurut data Investing.com. Amerika Serikat merilis beberapa data ekonomi yang menunjukkan perubahan ketenagakerjaan nonpertanian ADP sebesar 330.000 pada bulan Juli, angka ini lebih rendah dari estimasi. Data juga mengatakan indeks manajer pembelian jasa (PMI) mencapai 59,9, sedangkan pekerjaan nonmanufaktur dari Institute of Supply Management (ISM) berada di 53,8 dan PMI non-manufaktur ISM berada di 64,1. Investor sekarang akan memantau laporan pekerjaan AS hari Jumat, termasuk gaji nonpertanian, untuk mengukur langkah Fed selanjutnya.Di Asia Pasifik, data perdagangan Australia bulan Juni, yang dirilis sebelumnya, mengatakan ekspor naik 4% bulan ke bulan, impor tumbuh 1% bulan ke bulan dan nerac...

Pasar Saham Berjangka Eropa Melemah

Rifan Financindo ||   Pasar saham berjangka Eropa melemah pada Rabu (19/05) petang pasca terjadinya aksi jual di Wall Street akibat ketidakpastian seputar kondisi inflasi dan kebijakan Federal Reserve di masa depan.Pada pukul 13.40 WIB, DAX futures Jerman turun 0,26% ke 15.252,5, CAC 40 futures Prancis turun 1,28% di 6.271,5 dan FTSE 100 futures di Inggris jatuh 0,94% ke 6.960,5 menurut data Investing.com. Dari Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berada di zona merah dan turun 1,16% ke 5.766,74 hingga pukul 13.58 WIB. Indeks utama di Wall Street gagal mempertahankan kenaikannya setelah rilis pendapatan ritel yang kuat pada Selasa, hingga akhirnya menderita aksi jual tajam hingga penutupan perdagangan. Semua saham teknologi utama berakhir di zona merah karena investor tampaknya tidak ingin menahan perusahaan-perusahaan dengan orientasi pertumbuhan ini hingga rilis risalah pertemuan Federal Reserve terakhir. Saham-saham akhir-akhir ini mengalami tekanan akibat kekhawa...

Inflasi IHK November 2021 Tetap Rendah

Rifanfinancindo || Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada November 2021 mengalami inflasi 0,37% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,12% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh peningkatan inflasi di semua kelompok yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK November 2021 tercatat 1,75% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,66% (yoy). Inflasi diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran sasaran 3,0±1% pada 2022. Ke depan, Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi sesuai kisaran targetnya. Inflasi inti pada November 2021 tercatat 0,17% (mtm), meningkat dari inflasi Oktober 2021 sebesar 0,07% (mtm). Berdasarkan komoditasnya, kenaikan inflasi inti terutama dipengaruhi...